Kemarin, lebih dari pukul 16.00 motor melaju dari muka rumahku.
Diiringi restu, doa, dan kepercayaan pada orang yang membawaku. Dua jam
waktu yang akan kami lalui untuk sampai di tempat tujuan. Pesawaran
indah, itulah tempat tujuan kami. Menyisiri pantai, melintasi gunung
yang gagah menjulang.
Bandar lampung, kotaku yang panas dengan
segala keindahanya. Kutinggalkan lagi kota yang telah membesarkan dan
mendidikku. Kuucapkan selamat tinggal saat kami memasuki perbatasan
kabupaten pesawaran. Kabupaten baru yang berusia 1 tahun 6 bulan saat itu.
Pantai
pertama terlewati, dengan laju kendaraan yang tak lebih dari 120km per
jam. Semua pantai terlihat sama, tak ada yang istimewa.. Dengan riak
air, gelombang, warna biru pantulan dari langit, hutan bakau, sekawanan
burung, dan cakrawala yang seakan tak berujung membelah langit dan
membentuk lingkaran separuh.
Laju motor tak jua berhenti, meskipun
sedikit dikurangi. Jalan yang berliku dan menanjak menanti kami. Sepanjang jalan meniti gunung ini, hanya hijau yang terlihat. Sampai
dipuncaknya, pemandangan indah yang memanjakan mata. Hijaunya hutan
dibenturkan dengan birunya laut. Jernih berkilau bagai mutiara tertimpa
cahaya matahari.. Melingkar berwarna biru, bagaikan danau yang
dimanjakan dan dilindungi hijaunya hutan. Jalanpun menikung dan
menurun. Deretan nyiur yang berbaris rapi menari-nari tersapu angin..
Mereka bagaikan berlomba-lomba meninggalkan kami.
Masuk satu desa, dan jauh di depan sana satu gunung sudah menanti untuk ditunggangi. Jalan
kembali menikung dan menanjak. Kali ini lebih curam. Hampir aku
terjatuh saat peganganku terlepas. Hanya aku yang tahu. Mungkin laki-laki di depanku hanya tahu motor oleng sesaat. Tak mungkin kusangkutkan
tanganku dipinggangnya. Akhinya tas pun jadilah korban. Tak apa,
daripada aku terjatuh tergelincir kearah yang sudah kami lalui.
Hampir
sampai di puncak, keindahan sudah terlihat. Dibalik dua pohon besar
yang dibiarkan tumbuh ditepi jurang, tampak birunya laut dan hijaunya hutan menyatu dalam keindahan. Apa yang terlihat dari puncak yang kami lalui jauh lebih
menyejukan. Dari puncak gunung tanggang ini, hampir semua penampakan
di padang cermin terlihat. Mulai dari laut biru yang luas, seolah
mampu menenggelamkan gunung yang sedang kami lewati. Hamparan padang
persawahan dan ladang yang luas membentang dan menjanjikan masa depan
pemiliknya. Serta perbukitan rendah di atas padang yang terlihat. Ternyata dari sini tampaklah rahasia mengapa daerah ini bernama padang
cermin.
Ternyata, jika dilihat dari puncak gunung terhampar
padang dan perbukitan rendah yang hijau dan teramat luas. Namun
dibawahnya, terukir dengan indahnya membentuk lingkaran yang tidak
sempurna namun estetik, laut yang cemerlang seperti cermin. Cermin
maha besar yang pastinya mampu merefleksikan apa yang ada diatasnya. Perpaduan
alam yang kontras namun sangat indah.. Padangcermin dengan satu kata,
karena merupakan satu kesatuan wilayah dan keindahan dalam perbedaan
yang sangat mencolok.
Cukup satu kata "Padangcermin"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar