Selasa, 18 September 2012

Cukup satu kata "Padangcermin"

Kemarin, lebih dari pukul 16.00 motor melaju dari muka rumahku. Diiringi restu, doa, dan kepercayaan pada orang yang membawaku. Dua jam waktu yang akan kami lalui untuk sampai di tempat tujuan. Pesawaran indah, itulah tempat tujuan kami. Menyisiri pantai, melintasi gunung yang gagah menjulang.

Bandar lampung, kotaku yang panas dengan segala keindahanya. Kutinggalkan lagi kota yang telah membesarkan dan mendidikku. Kuucapkan selamat tinggal saat kami memasuki perbatasan kabupaten pesawaran. Kabupaten baru yang berusia 1 tahun 6 bulan saat itu.


Pantai pertama terlewati, dengan laju kendaraan yang tak lebih dari 120km per jam. Semua pantai terlihat sama, tak ada yang istimewa.. Dengan riak air, gelombang, warna biru pantulan dari langit, hutan bakau, sekawanan burung, dan cakrawala yang seakan tak berujung membelah langit dan membentuk lingkaran separuh.

Laju motor tak jua berhenti, meskipun sedikit dikurangi. Jalan yang berliku dan menanjak menanti kami. Sepanjang jalan meniti gunung ini, hanya hijau yang terlihat. Sampai dipuncaknya, pemandangan indah yang memanjakan mata. Hijaunya hutan dibenturkan dengan birunya laut. Jernih berkilau bagai mutiara tertimpa cahaya matahari.. Melingkar berwarna biru, bagaikan danau yang dimanjakan dan dilindungi hijaunya hutan. Jalanpun menikung dan menurun. Deretan nyiur yang berbaris rapi menari-nari tersapu angin.. Mereka bagaikan berlomba-lomba meninggalkan kami.

Masuk satu desa, dan jauh di depan sana satu gunung sudah menanti untuk ditunggangi. Jalan kembali menikung dan menanjak. Kali ini lebih curam. Hampir aku terjatuh saat peganganku terlepas. Hanya aku yang tahu. Mungkin laki-laki di depanku hanya tahu motor oleng sesaat. Tak mungkin kusangkutkan tanganku dipinggangnya. Akhinya tas pun jadilah korban. Tak apa, daripada aku terjatuh tergelincir kearah yang sudah kami lalui.

Hampir sampai di puncak, keindahan sudah terlihat. Dibalik dua pohon besar yang dibiarkan tumbuh ditepi jurang, tampak birunya laut dan hijaunya hutan menyatu dalam keindahan. Apa yang terlihat dari puncak yang kami lalui jauh lebih menyejukan. Dari puncak gunung tanggang ini, hampir semua penampakan di padang cermin terlihat. Mulai dari laut biru yang luas, seolah mampu menenggelamkan gunung yang sedang kami lewati. Hamparan padang persawahan dan ladang yang luas membentang dan menjanjikan masa depan pemiliknya. Serta perbukitan rendah di atas padang yang terlihat. Ternyata dari sini tampaklah rahasia mengapa daerah ini bernama padang cermin.


Ternyata, jika dilihat dari puncak gunung terhampar padang dan perbukitan rendah yang hijau dan teramat luas. Namun dibawahnya, terukir dengan indahnya membentuk lingkaran yang tidak sempurna namun estetik, laut yang cemerlang seperti cermin. Cermin maha besar yang pastinya mampu merefleksikan apa yang ada diatasnya. Perpaduan alam yang kontras namun sangat indah.. Padangcermin dengan satu kata, karena merupakan satu kesatuan wilayah dan keindahan dalam perbedaan yang sangat mencolok.

Cukup satu kata "Padangcermin"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar