Kisah
ini dituturkan KH Jalaludin Rakhmat dari KH Zawawi Imron, diambil dari posting
ustad Abdul Jalil Ahmad di milis Perhimpunan Pengajian Islam Perth.
“Dahulu di sebuah
kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual
bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai berjualan ia pergi ke
mesjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekadarnya, ia keluar
mesjid dan membungkuk-bungkuk di halaman mesjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang
berceceran di halaman mesjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu
lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman mesjid
dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari itu sungguh menyengat.
Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.