Dalam kajian beberapa hari yang lalu,
seorang teman menyampaikan tausiyah tentang husnuzhon tingkat tinggi. Jadi
ingin berbagi tentang isi tausiyahnya disini.
Thalhah bin Abdurrahman bin Auf adalah
sosok paling dermawan dikalangan Quraisy pada zamannya. Ketika dalam kondisi
sulit, istrinya pernah berkata kepadanya, “Aku tidak melihat kaum yang
keterlaluan melebihi kawan-kawanmu!”
Thalhah terhenyak dan berkata “Kenapa?
Mengapa kamu berkata seperti itu? Apa alasanmmu?”
Istrinya menjawab “Mereka dekat denganmu saat kamu berkecukupan, tapi mereka meninggalkanmu saat kamu dalam kesusahan.”
Dengan bijak Thalhah menjawab “Itu justru
menunjukkan kebaikan mereka. Mereka datang saat aku kuat dan bisa membantu
mereka dan mereka tidak mendatangiku saat aku tidak mampu berbuat (membantu),
karena mereka tak ingin membebani diriku.”
Imam al-Maawardi menyebutkan kisah ini
dalam kitabnya yang masyur, “Adabud Dunya wad Dien”, lalu beliau memberikan
komentar, “Lihatlah bagaimana kemuliaan Thalhah sehingga dia menakwilkan sikap
kurang baik para sahabatnya terhadap dirinya sebagai perlakuan baik. Dan
tindakan yang sekilas bisa diartikan pengkhianatan namun dia anggap sebagai
kesetiaan. Inilah kemuliaan dan keutamaan sejati, dan begitulah karakter
orang-orang mulia. Mereka berprasangka baik atas kekhilafan yang dilakukan
saudaranya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar