Berawal dari serangan Vertigo yang saya alami beberapa hari lalu, saya
terinspirasi untuk mencari tahu tentang vertigo lebih jauh. Ternyata Vertigo
bukan sakit kepala biasa. Vertigo atau kehilangan keseimbangan akan sangat mengganggu
aktivitas walaupun tidak menimbulkan rasa sakit pada organ tubuh lainnya.
Ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah. Bahkan saya sendiri tidak mampu menelan makanan selama beberapa hari.
Ketika kambuh, penderita vertigo akan mengalami kesulitan berdiri dan bergerak karena merasa sakit kepala luar biasa hingga dunia tampak berputar, bahkan kerap kali disertai dengan rasa mual dan muntah. Bahkan saya sendiri tidak mampu menelan makanan selama beberapa hari.
Menurut peneliti masalah vertigo, dr.
Entjep Hadjar, Sp. THT, penyebab vertigo dapat berasal dari gangguan syaraf,
penyakit dalam atau masalah seputar THT (telinga, hidung dan tenggorokan). Beberapa
faktor yang menyebabkan vertigo antara lain karena serangan migren, radang pada
leher, mabuk kendaraan, infeksi bakteri pada alat pendengaran dan kekurangan
asupan oksigen ke otak. Kelainan pada telinga juga sering menjadi penyebab.
Termasuk pula kelainan pengelihatan atau perubahan tekanan darah yang terjadi
secara tiba-tiba, gangguan di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan
otak, maupun di dalam otaknya sendiri.
Penelitian yang dilakukan Entjep
menunjukkan, sebagian besar pengidap vertigo mengalami gangguan pada ruang otak
yang mengatur keseimbangan. Dari sebanyak 781 penderita vertigo yang pernah
diteliti, 219 orang (28,3 persen) di antaranya mengalami penyakit batuan kecil
(debris) pada alat keseimbangannya. Vertigo debris terjadi karena terdapat
gangguan debris pada ruang berbentuk setengah lingkaran yang berfungsi untuk
menjaga keseimbangan tubuh. Hal tersebut dikarenakan sensor keseimbangan
memiliki berat jenis yang lebih besar dari cairan endolymph.
Menurut Entjep, alat keseimbangan
manusia bersifat dinamis sehingga sangat mudah terangsang oleh gerakan putaran
kepala. Bila terdapat debris (batuan kecil) pada alat keseimbangan, maka cairan
endolymph akan mengalami gaya dorong yang lebih besar dari yang
seharusnya, dan merangsang alat keseimbangan. Kondisi ini biasa disebut dengan
vertigo posisi atau dalam istilah kedokteran disebut dengan BPPV (Benign
Paroxysmal Position Vertigo) atau vertigo paroksimal jinak.
Entjep menuturkan, dahulu, solusi
untuk mengatasi pasien vertigo BPPV dilakukan dengan operasi pengeluaran batu
endapan. Namun, justru sering terjadi kegagalan karena batuan tersebut berada
pada tulang temporal (terkeras) pada manusia. Tapi sekarang telah ditemukan
cara non bedah yang lebih praktis yakni dengan vibrator. Vibrator tersebut nantinya akan menghancurkan
debris (batuan kecil), dengan menempelkannya pada kepala penderita. Selain
menghancurkan debris, vibrator juga digunakan untuk melepaskan debris yang
sudah terlanjur melekat. Pengobatan vertigo debris ini sangat praktis, aman dan
dapat hilang dalam beberapa menit, dan tanpa obat. Pengobatannya disebut dengan Canalith Repositioning Therapy (CRT), disertai dengan vibrasi, yang
berfungsi mengurangi rasa pusing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar