Selamat pagi, indonesia, seekor burung mungil mengangguk
Dan menyanyi kecil buatmu.
Aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
Dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
Kerja yang sederhana;
Bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
Tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
Selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
Di mata para perempuan yang sabar,
Di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
Kami telah bersahabat dengan kenyataan
Untuk diam-diam mencintaimu.
Pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
Agar tak sia-sia kau melahirkanku.
Seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
Padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
Aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
Merubuhkan kesangsian,
Dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
Kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
Yang megah,
Biarkan aku memandang ke timur untuk mengenangmu
Wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
Para perepuan menyalakan api,
Dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
Telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.
Selamat pagi, indonesia, seekor burung kecil
Memberi salam kepada si anak kecil;
Terasa benar : aku tak lain milikmu
**Sajak-sajak Perjuangan dan Nyanyian Tanah Air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar