Minggu, 11 November 2012

Karies Gigi

Karies gigi merupakan hancurnya jaringan keras gigi yang dapat menyebabkan lubang pada gigi. Karies gigi dapat menyerang semua jenis umur dan semua jenis kelamin. Namun, prevalensi tertinggi terjadi pada anak-anak. Badan kesehatan dunia (WHO), sudah menitikberatkan pada penyakit periodontal, tidak lagi masalah karies gigi. Tapi, di Indonesia angka karies masih tinggi karena kesadaran masyarakat masih kurang tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.




Karies gigi ditandai dengan adanya bercak kehitaman pada permukaan gigi. Jika hal itu dibiarkan bercak dapat bertambah luas dan mengakibatkan gigi berlubang. Pada beberapa kasus, bercak pada permukaan gigi dapat terlihat kecil, namun jika dilihat dengan foto radiografi maka akan terlihat karies yang telah menyerang bagian dalam gigi.

Ada empat hal utama yg berpengaruh dalam proses terjadinya karies gigi; karbohidrat, permukaan gigi, bakteri, dan waktu. Karbohidrat(glukosa, fruktosa, sukrosa) yang kita makan akan menempel pada permukaan gigi. Karbohidrat ini akan difermentasikan oleh bakteri (streptokokus mutans) dalam rongga mulut dan menghasilkan asam. Jika hal ini dibiarkan, maka asam ini akan menyebabkan demineralisasi sehingga gigi menjadi rapuh dan akhirnya berlubang.

Karies gigi dapat berbahaya jika bakteri pada karies gigi masuk ke aliran darah kita dan akhirnya menuju jantung. Namun hal ini sangat jarang terjadi. Yang kita perlu perhatikan tentang karies adalah karies gigi yang menyerang anak-anak / gigi sulung. Untuk seumuran anak-anak mungkin terlihat sepele, karena anak-anak jarang yangg terlalu memperhatikan estetika. Dampak dari karies yang menyerang gigi sulung akan terlihat jelas saat ia mulai beranjak dewasa, saat gigi permanennya mulai tumbuh.

Karies pada gigi sulung dapat menyebabkan fungsi menelan, berbicara dan mempertahankan space menjadi terganggu. Hal ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan gigi permanennya. Gejala yang dapat ditimbulkan karena terganggunya fungsi gigi sulung antara lain, maloklusi (gigi berdesakan), anak kesulitan dalam menyebutkan huruf tertentu, dan hilangnya rasa percaya diri anak saat ia sudah bertambah usia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar